Industri Mebel dan Kerajinan Jangan Hanya Jago Pameran

16-03-2015 / KOMISI VI

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Heri Gunawan menilai industri mebel dan kerajinan nasional saat ini jangan terjebak dalam acara seremonial dari pameran ke pameran. Pemerintah harus bekerja lebih keras menggenjot industri ini untuk meningkatkan pemasukan negara termasuk lapangan kerja.

 

"Industri mebel dan kerajinan nasional bisa naik kelas, kalau Pemerintah Joko-Kalla mampu membuat industri ini mandiri dan kuat. Kita punya bahan baku yang melimpah, SDM yang hebat seharusnya bisa tumbuh besar dan terdepan, tidak sekedar jago pameran saja," katanya di Jakarta, Sabtu (14/3/15) menanggapi pelaksanaan "Internasional Furniture and Craft Fair Indonesia" (IFFINA) yang dibuka Presiden Jokowi.

 

Ia menyebut data tahun 2013, nilai ekspor industri mebel dan kerajinan Indonesia berada di posisi 13 tertinggal dari Vietnam yang bertengger di nomer 4. Kemudian tahun 2014, nilai ekspor Indonesia 2 miliar dolar AS jauh di bawah Vietnam yang mencapai 6 miliar dollar AS.

 

Sementara data dari Asosiasi Meubel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) menunjukkan sekitar 2,5 juta tenaga kerja langsung dan tenaga tidak langsung terserap di Industri ini. Jadi sudah semestinya pemerintah memberikan perhatian khusus pada sektor strategis dan padat karya ini.

 

"Pemerintah Joko-Kalla mesti memandang industri ini penting terhadap pertumbuhan perekonomian nasional yang mampu berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan pencetak devisa negara, apalagi ditengah harga dollar yang naik tinggi, ini peluang bagus," tandasnya.

 

Bentuk-bentuk perhatian khusus pemerintah menurut Heri, bisa berupa pemberian insentif pajak, pembukaan akses permodalan, dan penguatan kapasitas SDM lewat pembinaan terkait disain produk yang lebih kreatif dan fully local content (Indonesian heritage), pemasaran serta perlindungan kepada pengrajin misalnya dari serbuan produk asal Tiongkok yang sangat murah.

 

Ia meyakini dengan langkah tersebut Indonesia berpeluang besar menjadi produsen meubel dan kerajinan terbesar di kawasan regional (ASEAN). Bahkan khusus untuk produk berbasis rotan Indonesia bisa menjadi yang terbesar di dunia. 

 

"Industri ini berpeluang tumbuh lebih besar dan menjadi yang terdepan di kawasan regional dan international. Vietnam dan Malaysia aja bisa, masa Indonesia yang punya bahan bakunya nggak bisa. Kalau pemerintah serius dan sungguh-sungguh, pasti bisa!" pungkas Heri Gunawan. (iky) foto: ibnur/parle/hr

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...